Selama dua hari kemarin lusa begadang nonton
drama yang bikin tidur dini hari. Kalau bukan karena kepala pusing dan keinget
udah pagi aku belum bakal nutup laptop, berhenti. Esoknya dapat azab dua
jerawat dipipi, bangun kesiangan, bangun-bangun kepala masih pusing. Kerugian
lain: aku lalai belajar materi uas
karena si drama terlalu menggoda. Iya aku nyesel tapi udah telat, terlanjur.*Jangan
dicontoh ya, tonton drama dengan sehat dan jaga kesadaranmu. Tapi selain
efek buruk yang aku alami karena godaan si drama , aku dapat banyak pelajaran
yang yang kadang sehari-hari aku sepelekan. Beruntung penyesalanku enggak
sepenuhnya sia-sia.
Selama aku
nonton drama, aku terpikir satu hal. Andaikan
hidupku kaya drama yang aku tonton, aku akan hidup bahagia. Kalian yang
suka nonton drama pasti udah hafal kalau kebanyakan drama akan berakhir bahagia,
isn’t it? Dan sebagai penonton nggak jarang berandai-andai ingin jadi si tokoh happy ending drama. Ingin drama itu
terjadi di kehidupan nyata kita. Ingin semujur dan seberuntung si tokoh. Apa
kalian pernah punya pikiran seperti apa yang aku imajinasikan?
Tapi aku juga
tersadar satu hal. Di kebanyakan drama yang menurut penilaianku bagus, hampir
tidak pernah drama-drama itu punya konflik—maksudku plot twist yang terlalu
sederhana. Si tokoh enggak selalu dapat nasib bahagia dari awal hingga akhir,
si tokoh pasti kena masalah. Jarang yang hidupnya berjalan mulus-mulus aja
kayak di negeri dongeng. Semakin rumit masalahnya dan semakin unik masalahanya,
semakin bagus drama itu, menurutku. Yang
bagian punya masalahnya ini kalo dibayangin: aku enggak mau kayak gini, untung aku enggak kaya gitu. Iyakah?
Padahal. Itu yang bikin dramanya jadi tambah seru. Bikin deg-deg an dan juga
nguras energi si penonton *nguras perasaan tepatnya.
Di dalam drama :
Ada konflik> proses penyelesaian konflik>konflik selesai> happy
ending. Jika di dunia nyata : Ada
konflik kemudian tidak ada jaminan akan happy ending. Sebab kita sebagai tokoh, kita enggak tahu apa yang
selanjutnya akan terjadi dimasa depan. Ini dunia nyata, kita nggak bisa nge-skip
waktu, fase adanya konflik dan penyelesaiannya adalah yang paling lama. Ada
banyak kemungkinan yang bikin lama, bahkan kemungkinan terburuk sekalipun.
Jadi, bisa dibilang kunci happy ending ending di
drama itu : ketika konflik telah diselesaikan seluruhnya. Se-buruk nya, se-rumit nya, se-aneh nya, se-kompleks
nya konflik di dalam drama, si tokoh yang bersangkutan akan tetap menyelesaikan
konflik itu. Iya kan? Dan... Semua tokoh drama pada akirnya berhasil
menyelesaikan malasah mereka.
Sekarang aku
sedang menonton drama tentang hidup non
fiksi-ku. Aku sudah menontonnya bertahun-tahun hingga sekarang entah sampai
kapan bakal datang happy ending ku. Karena
aku masih berada di fase konflik dan aku belum menyelesaikannya hingga akhir.
Makanya, kalau aku tidak happy ending, itu belum masanya, belum. Sebaliknya,
Kalau tidak ada penyelesaian dari konflik ku, aku kabur dari dia, masuk akal** kah drama hidupku bakal happy ending?
Selamat nonton
drama
Have a good
story
**cerita nggak masuk akal : cerita enggak
nyambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar