Selasa, 26 Desember 2017

My Death Desire

There was a moment
I wished that I could died
The second time my death desire
But it’s already too late
In my 20th years old, yeah it’s too late
There will be a real life after death
And I’m sure, if I die like this
Eventually, My soul will be miserable
A hundred, a thusand, a million times than I’m suffering nowadays
There is no escape except I through it
Change to be better for my present life and my future.
But why I’m not strong enough for now?
I still believe in God. Don’t I ?


Jumat, 22 Desember 2017

Dewasa kebencian, Dewasa Kebutuhan

Pastinya nggak ada yang belum pernah denger kan pepatah ”Tua itu pasti, dewasa itu pilihan”. Memang benar dewasa itu pilihan, apakah kita memutuskan untuk jadi dewasa atau kita akan tetap berpikiran kekanak-kanakan. Tetapi sebenarnya, seiring usia kita bertambah, semakin kita menua, apa yang menjadi jalan hidup kita akan semakin jauh berbeda dari sebelumnya ketika kita anak-anak dan mau nggak mau kita butuh untuk merubah diri kita menjadi dewasa.
Menjadi dewasa yang aku maksudkan disini adalah pola pikir seseorang menjadi lebih terkontrol. Kerennya, jadi bijaksana. Karena bijaksana adalah pribadi yang kebanyakan dimiliki oleh orang-orang tua, orang-orang dewasa yang usia mereka sudah tak bisa lagi dihitung dengan jari-jari tangan, maka pola pikir menjadi dewasa di patenkan pada mereka. Dan yang jadi masalah, ketika seseorang tak mau menua, ingin muda jiwa raga, imut menggemaskan, beberapa dari mereka beranggapan bahwa untuk menjadi seperti yang mereka inginkan, mereka tak ingin jadi dewasa tak ingin jadi orang tua. Nah lo! Ada yang pernah punya pikiran seperti itu? Jujur, aku adalah salah satu dari beberapa orang tersebut. Kenapa aku tak ingin jadi dewasa? Karena semakin aku tumbuh besar, semakin umurku bertambah, aku tahu bahwa menjadi orang dewasa itu mengerikan dan sangat menakutkan. Hidup akan terasa berat tak menyenangkan lagi.  I wanna be forever young, I want to be forever young....
Dengan penolakan aku tak ingin jadi dewasa tersebut, parahnya aku malah mengizinkan dirku menjadi kekanak-kanakan. Seperti kembang api lidi lima ribuan. Mudah nyala mudah padam, nyala nya meledak-ledak tak beraturan. Nyenengin sih, tapi nggak terlalu berguna banyak. Semakin aku tahu bahwa semakin aku tumbuh besar dan berumur, dunia yang aku singgahi tak akan cocok untuk aku tinggali jika aku terus-terusan menjadi kekanak kanakan. Semua pengalaman hidup kita yang didapat dari masalah, kegagalan, kesalahan butuh suatu penyelesaian terbaik dengan cara berpikir dewasa. inilah yang membuat dewasa itu adalah kebutuhan.
Apakah semua orang dewasa itu dewasa? tidak. Kalian pasti nggak jarang melihat, menemui seorang dewasa tapi tingkah laku dan perbuatannya tidak mencerminkan dia adalah sosok dewasa. apakah kalian nyaman dengan perilakunya? Normalnya, kalian pasti tak akan nyaman. Nyala hati kecil kalian pasti akan mengatakan  bahwa seharusnya dia nggak boleh kaya gitu, bahwa dia salah melakukan hal tersebut. Kalian akan menolak hal tersebut dengan atau tidak kalian sadari. Untuk orang normal, bagi seorang yang melakukan perbuatan tidak dewasa tersebut, hati kecilnya tetap akan menyala mengatakan penolakan. Apakah kalian pernah merasakan sebagai kedua tokoh tersebut?
Lalu, apakah kalian pernah menjumpai seseorang yang masih cukup muda, berpikiran dewasa melebihi usianya? Mereka malah sering dicap sok bijak, sok tua. Padahal seharusnya kita mengapresiasi mereka, karena mereka telah mempunyai kendali dan kontrol yang baik atas diri mereka, baiknya lagi kita seharusya belajar dari mereka. nggak ada yang nggak mungkin kalau kita mau belajar.  Nah itu tadi adalah sebab munculnya pepatah “Tua itu pasti, dewasa itu pilihan”.
Sedangkan berjiwa muda nggak sama lagi dengan kekanak-kanankan untuk memudakan diri, merasa muda dan sejenisnya. Jiwa muda itu tentang semangat menggebu, pantang menyerah, keingintahuan, berani. Satu kata untuk menggambarkan jiwa muda yaitu berkobar. Bayangkan ketika melihat nyala api contohnya saja api unggun. Bagaimana menurut kalian karakter api unggun tersebut? Seperti itulah jiwa muda pada. Akan tetapi, karena jiwa muda adalah nyala api yang berkobar, api itu bisa saja menghanguskan, membakar, merusak, bahkan membinasakan. Maka, untuk membatasi berbagai karakter negatif tersebut perlu adanya sebuah kontrol yaitu menjadi dewasa.
Apakah aku akhirnya telah menjadi sosok berpikiran dewasa? jelas-jelas belum. Aku masih belajar dan berproses agar bisa menjadi dewasa. Karena aku membutuhkannya. Dengan penerimaanku dan kemauan ku agar aku menjadi dewasa, mempermudah proses belajarku untuk menjadi dewasa. Jadi, menjadi dewasa itu kebutuhan, maka pilihlah untuk menjadi dewasa karena pasti umurmu bertambah tua. Tapi jangan binasakan jiwa mudamu, karena hidup itu perlu dinikmati agar tak membosankan.

Bagaimana menurut kalian? apa kalian setuju kalau dewasa itu kebutuhan? Aku tunggu kritik dan komentar kalian.