Pastinya nggak
ada yang belum pernah denger kan pepatah ”Tua itu pasti, dewasa itu pilihan”.
Memang benar dewasa itu pilihan, apakah kita memutuskan untuk jadi dewasa atau
kita akan tetap berpikiran kekanak-kanakan. Tetapi sebenarnya, seiring usia
kita bertambah, semakin kita menua, apa yang menjadi jalan hidup kita akan
semakin jauh berbeda dari sebelumnya ketika kita anak-anak dan mau nggak mau
kita butuh untuk merubah diri kita menjadi dewasa.
Menjadi dewasa
yang aku maksudkan disini adalah pola pikir seseorang menjadi lebih terkontrol.
Kerennya, jadi bijaksana. Karena bijaksana adalah pribadi yang kebanyakan
dimiliki oleh orang-orang tua, orang-orang dewasa yang usia mereka sudah tak
bisa lagi dihitung dengan jari-jari tangan, maka pola pikir menjadi dewasa di
patenkan pada mereka. Dan yang jadi masalah, ketika seseorang tak mau menua,
ingin muda jiwa raga, imut menggemaskan, beberapa dari mereka beranggapan bahwa
untuk menjadi seperti yang mereka inginkan, mereka tak ingin jadi dewasa tak
ingin jadi orang tua. Nah lo! Ada yang pernah punya pikiran seperti itu? Jujur,
aku adalah salah satu dari beberapa orang tersebut. Kenapa aku tak ingin jadi
dewasa? Karena semakin aku tumbuh besar, semakin umurku bertambah, aku tahu
bahwa menjadi orang dewasa itu mengerikan dan sangat menakutkan. Hidup akan terasa
berat tak menyenangkan lagi. I wanna be forever young, I want to be
forever young....
Dengan
penolakan aku tak ingin jadi dewasa tersebut, parahnya aku malah mengizinkan
dirku menjadi kekanak-kanakan. Seperti kembang api lidi lima ribuan. Mudah
nyala mudah padam, nyala nya meledak-ledak tak beraturan. Nyenengin sih, tapi
nggak terlalu berguna banyak. Semakin aku tahu bahwa semakin aku tumbuh besar
dan berumur, dunia yang aku singgahi tak akan cocok untuk aku tinggali jika aku
terus-terusan menjadi kekanak kanakan. Semua pengalaman hidup kita yang didapat
dari masalah, kegagalan, kesalahan butuh suatu penyelesaian terbaik dengan cara
berpikir dewasa. inilah yang membuat dewasa itu adalah kebutuhan.
Apakah semua
orang dewasa itu dewasa? tidak. Kalian pasti nggak jarang melihat, menemui
seorang dewasa tapi tingkah laku dan perbuatannya tidak mencerminkan dia adalah
sosok dewasa. apakah kalian nyaman dengan perilakunya? Normalnya, kalian pasti
tak akan nyaman. Nyala hati kecil kalian pasti akan mengatakan bahwa seharusnya dia nggak boleh kaya gitu,
bahwa dia salah melakukan hal tersebut. Kalian akan menolak hal tersebut dengan
atau tidak kalian sadari. Untuk orang normal, bagi seorang yang melakukan
perbuatan tidak dewasa tersebut, hati kecilnya tetap akan menyala mengatakan
penolakan. Apakah kalian pernah merasakan sebagai kedua tokoh tersebut?
Lalu, apakah
kalian pernah menjumpai seseorang yang masih cukup muda, berpikiran dewasa
melebihi usianya? Mereka malah sering dicap sok bijak, sok tua. Padahal
seharusnya kita mengapresiasi mereka, karena mereka telah mempunyai kendali dan
kontrol yang baik atas diri mereka, baiknya lagi kita seharusya belajar dari
mereka. nggak ada yang nggak mungkin kalau kita mau belajar. Nah itu tadi adalah sebab munculnya pepatah
“Tua itu pasti, dewasa itu pilihan”.
Sedangkan
berjiwa muda nggak sama lagi dengan kekanak-kanankan untuk memudakan diri,
merasa muda dan sejenisnya. Jiwa muda itu tentang semangat menggebu, pantang
menyerah, keingintahuan, berani. Satu kata untuk menggambarkan jiwa muda yaitu
berkobar. Bayangkan ketika melihat nyala api contohnya saja api unggun.
Bagaimana menurut kalian karakter api unggun tersebut? Seperti itulah jiwa muda
pada. Akan tetapi, karena jiwa muda adalah nyala api yang berkobar, api itu
bisa saja menghanguskan, membakar, merusak, bahkan membinasakan. Maka, untuk
membatasi berbagai karakter negatif tersebut perlu adanya sebuah kontrol yaitu
menjadi dewasa.
Apakah aku akhirnya
telah menjadi sosok berpikiran dewasa? jelas-jelas belum. Aku masih belajar dan
berproses agar bisa menjadi dewasa. Karena aku membutuhkannya. Dengan
penerimaanku dan kemauan ku agar aku menjadi dewasa, mempermudah proses belajarku
untuk menjadi dewasa. Jadi, menjadi dewasa itu kebutuhan, maka pilihlah untuk
menjadi dewasa karena pasti umurmu bertambah tua. Tapi jangan binasakan jiwa
mudamu, karena hidup itu perlu dinikmati agar tak membosankan.
Bagaimana menurut kalian? apa
kalian setuju kalau dewasa itu kebutuhan? Aku tunggu kritik dan komentar
kalian.