Ketika seseorang menyukai sesuatu. Sangat menyukainya. Sangat sangat menyukai nya. Rasa suka yang sangat dalam.
Jika hati bisa bicara, dia pun akan mengakui, dia juga mampu merasakan rasa suka—pemilik nya itu. Atau lebih mudah kau bisa menyebut : seseorang itu sedang mencintai sesuatu. Entah sesuatu itu adalah sebuah benda, seseorang, kejadian, atau hal-hal lain hingga sulit untuk bisa dikategorikan apakah itu termasuk kata ganti verb/adverb/noun/adjective.
Nantinya, seseorang itu pasti akan merasakan suatu keinginan. Untuk memiliki itu—sumber rasa cinta nya, menjadi bagian dari itu, menyerupai itu hingga merubah dirinya menjadi itu. Keinginan yang sangat akan sesuatu ini tumbuh semakin kuat, akhirnya berubah nama menjadi gairah. Gairah yang menciptakan mimpi dan tujuan. Gairah yang melahirkan usaha untuk mencapai nya. Tidak hanya sekedar usaha tapi kerja keras.
Di mataku, seseorang dengan rasa cinta yang amat sangat tersebut adalah orang-orang lemah. Hanya karena rasa cinta, otak dan hatinya mudah terpengaruhi. Jiwa nya sangat rapuh karena yang menjadi pengendali akan dirinya telah terisi penuh oleh perasaan cinta. Rasa cinta mereka membuat segalanya timbul berlebih. Kesenangan mereka menjadi kebahagiaan. Kesedihannya menjadi kehancuran untuk dirinya sendiri. Mereka tak terkendali. Seperti benang, mereka adalah sehelai benang yang terombang-ambing, terbawa pengaruh angin yang datang dari berbagai arah.
Menurutku, mereka adalah orang-orang remeh. Benar, aku menganggap remeh seseorang yang dengan mudahnya mencintai akan sesuatu. Tidak hanya berfokus hanya pada satu. Tapi, karena rasa cinta nya terlalu banyak, meluap dan berceceran pada berbagai hal.
Sebagai contoh. Seorang perempuan yang sedang jatuh cinta pada laki laki. Atau sebaliknya. Seorang sedang jatuh cinta seperti cerita dalam film, drama atau novel romantis. Seorang sedang jatuh cinta diceritakan dapat merubah apapun seperti yang dia kehendaki hanya karena ada rasa cinta dalam dirinya. Boom. Berubah, seperti sihir. Hah, tak masuk akal akan terjadi di dunia nyata. Lagipula jika ada jenis orang-orang seperti itu di dunia nyata, mereka hanya membuang energi, pikiran, materi. Rasa cinta yang lain, seorang remaja dan idolanya. Rasa suka remaja itu bahkan tidak hanya sekedar mengidolakan. Dia mencintainya. Fans sejati. Sudah tahu apa saja kan yang akan dilakukan seorang fans sejati demi idolanya? Apapun.
Mereka mengorbankan apapun entah itu akan merugikan atau menguntungkan. Sumber kepuasan-ketidakpuasan mereka sebenarnya terlalu sederhana. Tapi dalam dirinya terjadi gelombang tsunami perasaan yang sangat besar.
Aku sadar— beberapa waktu lalu, ternyata pikiran ku sebelumnya yang telah meremehkan tersebut salah. Aku melupakan satu hal yang sangat penting : rasa cinta telah melepaskan neurotransmiter dopamin di otak. Memberi kesenangan dan perasaan bahagia. Membangkitkan gairah motivasi yang besar untuk mencapai tujuan yang menjadi kesenangnnya. Ke-luar biasa-an yang tak bisa di sangkal.
Tapi gadis itu, ada keganjilan pada nya setelah dalam waku yang cukup lama kita dekat. Tidak ada cinta dalam dirinya. Tidak ada gairah besar muncul dalam dirinya. Jika aku menanyakan padanya apa keinginannya, keinginan yang benar-benar dia inginkan, dia terdiam dan berpikir. Cukup lama. Tapi jawaban akhirnya hanyalah aku tidak tahu. Sebenarnya, apa dia pikirkan sejak tadi? Apa yang sedang dia berusaha gali dalam pikirannya? Bukankah itu aneh? Pertanyaanku sangat sederhana kan? Tapi dia tidak menghasilkan apapun. Selain jawaban tak berguna itu, di lain waktu dia tak butuh berpikir lama untuk menjawabku, jawaban yang muncul adalah pengalihan perhatian dari pertanyaanku. Gadis itu lari. Sebenarnya dia melarikan diri dari apa? Dia menutup rapat sesuatu.
Aku tidak tahu atas dasar apa dia bersikap seperti itu hingga suatu hari ketika aku tersadar akan hal yang selama ini aku remehkan, aku anggap rendah dan enteng : Tentang rasa cinta yang menjadi kodrat pada diri tiap manusia. Seperti yang aku bilang tadi, gadis itu tidak memiliki rasa cinta. Gadis melarikan diri karena dia berusaha menutupi, gadis itu memadamkan rasa cinta yang timbul dalam dirinya. Rasa cinta yang gadis itu telah dia padamkan, menjalar seperti konsleting. Bagian-bagian lain perasaan dirinya ikut padam, rusak, mati.
Gadis itu mengingatkan ku pada robot yang berusaha manusia ciptakan. Manusia mengisi otak dan kecerdasan robot buatannya dengan berbagai hal menakjubkan. Tapi robot tetaplah robot. Robot hanya mampu melakukan berbagai hal yang telah di program padanya. Manusia tidak bisa menciptakan perasaan dalam robot-robot mereka. Terkuburnya rasa cinta, gadis itu menjadi kuat, tapi bagian dari diri gadis itu telah mengeras dan dingin seperti bongkahan kaleng dan besi yang sewajarnya robot miliki. Kuat tapi kosong. Brilian tapi kosong. Apapun yang membuat gadis itu menakjubkan, sejatinya, ruang hampa udara dalam dirinya tetap abadi.
Orang-orang mengatakan, mereka iri dengan kekuatan gadis itu. Mereka iri dengan ketenangan hidup gadis itu. Hidup gadis itu bagai lautan tanpa ombak, sungai tanpa arus, tiupan lembut angin tanpa menggerakkan satu helai daun pun. Damai. Hanya butuh menghirup napas dan tersenyum tiap kali gadis itu membuka mata. Itu yang orang-orang lihat pada gadis itu. Tanpa mereka ketahui, sepi- hampa- bingung- bosan adalah rasa yang tiap kali bergejolak dalam diri gadis itu. Dia lupa kapan terakir kali dilanda kesedihan yang amat sangat atau kesenangan yang meluap-luap. Untuk mengulangi perasaan-perasaan itu, gadis itu juga tak tahu bagaimana untuk memulainya.
Disaat gadis itu harus menentukan untuk apa dirinya sebenarnya, disaat perasaannya yang telah dia kubur harus digali, beserta perasaan-perasaan lain miliknya yang tanpa sengaja juga ikut terkubur harus juga di bangkitkan, sayangnya hanya rasa putus asa yang mampu gadis itu peroleh. Perasaanya telanjur menghilang. Perasaannya terlanjur melupakan arah jalan pulangnya. Sekarang, cara yang tersisa : gadis itu dan kesungguhannya yang harus mencari perasaan-persaan nya sendiri.
Sebenarnya ada jalan pintas yang bisa menjadi sumbu untuk api kesungguhan yang gadis itu nyalakan. Rasa yang harus gadis itu bangkitkan pertama kali adalah rasa yang pernah dia kubur pertama kali,
— rasa cinta nya.
Yang jadi masalah, bagaimana aku memberitahu diriku tentang ini?